Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah, tepatnya 10 Dzulhijjah. Dan, diikuti 3 hari tasyrik yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah berupa penyembelihan hewan kurban. Firman Allah SWT, “Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. …” (Q.S. 22: 34).
Ibadah kurban sendiri termasuk ibadah yang pelaksanaannya dijelaskan secara detail. Mulai dari syarat-syarat hewan yang dikurbankan, syarat-syarat dan tata cara penyembelihan, bahkan sampai penyaluran daging hewan kurban. Sehingga, kurban bukan hanya soal kehalalan daging hewan yang disembelih tetapi menyangkut sah dan tidaknya sebagai ibadah kurban.
Karena itu, kurban memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi vertikal. Sebab, ibadah kurban tidak seperti penyembelihan biasa. Kurban ditujukan untuk Allah dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang ada sebagai wujud ketaqwaan kepada-Nya. Allah berfirman, “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu…” (Q.S. 22: 37).
Kedua dimensi horizontal atau dimensi sosial. Kurban memberikan kesempatan kepada orang-orang yang mampu untuk berkurban, berbagi kepada yang lain sehingga semakin mendekatkan kepada sesama. Apalagi saat ini dalam situasi krisis karena pandemi, banyak masyarakat terdampak secara ekonomi sehingga dengan kurban manfaat dagingnya bisa dirasakan oleh yang lain.
Hal ini juga terlihat di banyak tempat yang tetap menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban setelah shalat Id atau pada hari tasyrik. Salah satunya adalah lembaga pendidikan Buahati Islamic School termasuk TK-SDIT Buahati Islamic School Cabang Mojokerto sebagai bagian dari syiar agama Allah.
Adapun pelajaran atau hikmah dari ibadah kurban ini adalah melatih kesabaran, keikhlasan, dan tawakal serta membangun kedekatan kepada Allah SWT, sesuai akar katanya qariba-yaqrabu qurban wa qurbanan wa qirbanan yang berarti dekat.
Kurban juga memiliki hikmah tentang adanya kesadaran bahwa harta yang dimiliki seseorang sesungguhnya hanya titipan. Ada hak orang lain di sana. Dengan berkurban dan melalui pembelian hewan kurban maka ia merelakan sebagian hartanya untuk dinikmati orang lain. Ini bentuk mendekatkan diri dengan sesama sebagai bagian dari berbuat baik. Karena, hakikatnya kebaikan itu akan kembali kepada dirinya. Jika sesorang berbuat baik, sebenarnya kebaikan itu kembali untuk dirinya sendiri (lihat Q.S. 17: 9).
Akhirnya, semoga Allah menerima amalan kita, termasuk amal ibadah kurban bagi yang berkurban.
Salapudin, S.Pd.I, M.M.
(Kepala Sekolah Buahati Islamic School Mojokerto)